Mengenal Cara Kerja Sistem Manajemen Baterai Mobil Listrik

Posted on

Sistem manajemen baterai salah satu teknologi mobil listrik yang memaksimalkan kinerja kendaraan. Mobil listrik kini menjadi populer dikalangan banyak masyarakat khususnya Indonesia. Sebagian masyarakat beralih menggunakan mobil listrik. Sebab lebih simpel, khususnya di bagian baterai.

Mobil listrik tidak membutuhkan bahan bakar, melainkan membutuhkan isi daya baterai melalui charger, seperti smartphone pada umumnya. Cara untuk mengisi daya pun cukup mudah. Dimana tidak membutuhkan waktu berhari-hari untuk mengisi daya full.

Apabila baterai mobil listrik tidak terisi penuh. Maka kinerjanya akan terhambat dan bisa macet sewaktu-waktu. Kondisi ini tentu membuat pengendara terhambat saat menggunakannya.

Mengenal Cara Kerja Sistem Manajemen Baterai Mobil Listrik
pexels.com

Mengenal Sistem Manajemen Baterai Mobil Listrik 

Sistem manajemen baterai mobil adalah sistem elektronik yang fungsi utamanya untuk memantau kondisi real time seperti suhu, tegangan, dan arus. Selain itu untuk mengelola proses pengisian dan pengosongan daya untuk memastikan keamanan, performa optimal, dan umur panjang mobil listrik.

Sama seperti teknologi mobil listrik yang lain, sistem baterai ini bekerja dengan memantau parameter baterai yang kemudian mengontrol kinerja baterai. Tujuannya untuk memastikan keamanan, efisiensi, dan masa pakai yang maksimal.

Teknologi ini mencegah overcharging dan over discharging yang mengelola suhu melalui sistem pendingin untuk mencegah overheating. Selain itu menyeimbangkan tegangan antar sel. Teknologi ini bisa mencatat data untuk menghitung tingkat energi yang keluar masuk baterai dan menilai kesehatan baterai secara menyeluruh.

Berdasarkan video dari channel akun Instagram mini_hozz terlihat mobil listrik dengan pilihan dua baterai manual dan listrik saat mengisi daya. Bisa disesuaikan sendiri saja. Jika pengisian daya listrik rusak, bisa memilih ke sistem manual terlebih dahulu. Intinya sangat recomended.

Cara Kerja Sistem Manajemen Baterai 

Teknologi ini menggunakan sensor untuk mengukur tegangan, arus, dan suhu dari setiap sel dalam paket baterai secara terus menerus. Setelah itu data akan dikumpulkan oleh sensor diproses melalui komputer dalam mendeteksi kondisi yang tidak aman.

Cara kerja yang selanjutnya adalah kontrol pengaturan dengan perlindungan overcharge. Apabila baterai terlalu penuh dan kosong. Teknologi ini akan memutus arus untuk mencegah kerusakan dan bahaya. Namun, apabila suhu baterai melebihi batas aman. Teknologi ini akan mengaktifkan sistem pendingin untuk menurunkan suhu.

Teknologi mendistribusikan energi di antara sel baterai, agar mempunyai tegangan seiras. Sehingga meningkatkan efisiensi dan umur guna. Terakhir adalah proses pelaporan data untuk menunjukkan jumlah energi yang dihasilkan. Selain itu, memberikan informasi mengenai kesehatan baterai menyeluruh.

Fungsi Sistem Manajemen Baterai 

Setelah tahu mengenai fungsi sistem manajemen baterai, selanjutnya fungsinya. Berikut beberapa fungsi dari teknologi ini:

Keamanan 

Teknologi ini melindungi baterai dari kondisi yang berbahaya dan ketidakzeimbangan sel yang bisa menyebabkan penurunan performa bahkan risiko kebakaran.

Optimasi Kinerja 

Memantau sel, teknologi ini mampu menyeimbangkan muatan dan mengaktifkan penyeimbangan. Agar semua sel bekerja secara seragam, memaksimalkan kapasitas, dan efisiensi baterai.

Mengapa Teknologi Sistem Manajemen Baterai Penting? 

Kenapa sih teknologi ini sangat penting? Jawabannya adalah untuk meningkatkan performa yang membantu kendaran listrik mencapai performa efisien. Selain itu juga memperpanjang daya tahan baterai. Teknologi baterai ini khususnya jenis lithium ion rentan banyak digunakan pada mobil listrik yang mana membutuhkan pengelolaan yang cermat.

Perbandingan Efisiensi Sistem Manajemen Baterai dengan Sistem Manajemen Mobil Konvensional

Sebagai bahan pertimbangan pengguna kendaraan sistem manajemen baterai mempunyai perbandingan yang signifikan dengan mobil konvensional dalam hal efisiensi. Mobil listrik sangat efisien. Sebab energi dari baterai bisa diubah menjadi efektif sekitar 60-80%. Sementara untuk mobil konvensional kurang efisien. Sebab energi yang dihasilkan sekitar 20-30% dari bahan bakar yang digunakan, sisanya terbuang sebagai panas. /diva